Klangsah Bali: Pengertian dan Jenis Jenisnya

You are currently viewing Klangsah Bali: Pengertian dan Jenis Jenisnya

Dalam tradisi Hindu Bali, klangsah memiliki peran sentral dalam berbagai upacara adat. Berdasarkan Lontar Tutur Tapeni, terdapat beberapa jenis klangsah yang digunakan dalam beragam upacara seperti perkawinan, caru, dan yadnya. Setiap jenis klangsah memiliki simbol dan fungsi khusus, mencerminkan kompleksitas dan kedalaman makna dalam warisan budaya ini.

Apa itu Klangsah Bali?

Klangsah atau kelangsah adalah istilah dalam bahasa Bali yang merujuk pada benda anyaman atau rajutan yang terbuat dari bahan alami, seperti daun kelapa, bambu, atau bahan-bahan lainnya. Benda-benda ini memiliki nilai simbolik dan digunakan dalam berbagai upacara adat dan ritual dalam tradisi agama Hindu Bali. Klangsah sering dianggap sebagai sarana komunikasi antara dunia fisik dan rohaniah serta melambangkan aspek spiritual dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. Klangsah memiliki berbagai bentuk dan fungsi, tergantung pada jenis upacara atau ritual yang dilaksanakan.

Jenis Jenis Klangsah

Memiliki makna simbolik dan fungsi khusus dalam upacara adat Hindu Bali, berbagai jenis klangsah bali menghubungkan dunia fisik dan spiritual serta menghormati alam semesta dan roh-roh yang ada. Adapun jenis-jenisnya sendiri dapat dilihat di bawah ini;

  • Klangsah Wong-Wongan: Simbolisasi Sang Pengantin dalam Upacara Perkawinan

Jenis yang pertama adalah Klangsah Wong-Wongan atau Kala Badeg. Dibuat dari daun kelapa tua yang masih melekat pada pelepahnya, Klangsah ini dirajut menyerupai sosok manusia. Melambangkan Sang Kala Wong atau Sang Kala Badeg, Klangsah ini memiliki makna penting dalam upacara perkawinan (pasakapan/pakala-kalaan) sebagai personifikasi pengantin yang masih dianggap dalam status perorodan. Sebelum memasuki alam Grehasta asrama, calon pengantin perlu menjalani upacara panyucian untuk memastikan kelahiran anak-anak yang Suputra.

  • Klangsah Dangap-dangap: Simbol Kekuatan Butha Kala dalam Upacara Caru

Klangsah Dangap-dangap adalah jenis Klangsah berbahan daun kelapa tua yang masih melekat pada pelepahnya, dirajut menyerupai binatang dengan bentuk kepala, badan, dan ekor bintang. Klangsah ini memiliki makna simbolik sebagai representasi kekuatan butha kala. Nama “Dangap-dangap” mengacu pada sifatnya yang suka mengganggu kehidupan manusia, sebagaimana butha kala juga mengharapkan tempat di Sorga. Klangsah ini umumnya digunakan sebagai alas upacara caru yang memiliki tujuan untuk menghormati dan berkomunikasi dengan dunia roh.

  • Klangsah Taring: Simbol Ketenangan Pikiran dalam Upacara Yadnya

Jenis Klangsah lainnya adalah Klangsah Taring, yang sering digunakan sebagai tempat berteduh dalam pelaksanaan upacara yadnya di Bali. Namun, peran sebenarnya adalah mendorong pikiran umat agar menjadi lebih terang dan tenang. Klangsah Taring ini tidak hanya berfungsi fisik, tetapi juga mengandung dimensi spiritual dalam menciptakan ketenangan pikiran selama pelaksanaan upacara.

  • Klangsah Mantri atau Klangsah Sakti: Pelindung dari Energi Buruk dalam Upacara Yadnya

Salah satu jenis Klangsah yang khusus digunakan dalam upacara yadnya adalah Klangsah Mantri atau Klangsah Sakti. Terbuat dari anyaman Klangsah, Klangsah Mantri memiliki peran penting dalam membersihkan energi negatif dan melindungi dari pengaruh buruk, seperti desti aneluh nerangjana dan makhluk gaib yang mungkin mengganggu jalannya upacara yadnya. Biasanya, Klangsah Mantri diletakkan pada tembok panyengker atau digunakan sebagai tembok payadnyan. Ini juga dapat ditempatkan di pintu masuk rumah atau kamar bagi mereka yang memiliki bayi.

  • Klangsah Sengkui: Simbol Keharmonisan dalam Upacara Bhuta Yadnya

Salah satu varian Klangsah, yaitu Klangsah Sengkui, mirip dengan Klangsah Dangap-dangap. Klangsah ini sering digunakan dalam ritual upacara Bhuta Yadnya (caru). Jumlah ulatan (anyaman) pada Klangsah Sengkui sesuai dengan jumlah urip pacaruan. Klangsah ini melambangkan semangat untuk meredam dan menenangkan energi negatif, serta memupuk hubungan harmonis dengan dunia roh.

  • Klangsah Losok: Penetralisir Energi Negatif dalam Upacara Ngaben

Jenis terakhir adalah Klangsah Losok. Klangsah ini memiliki peran penting dalam upacara Ngaben, di mana tulang belulang yang sudah hangus terbakar (galih) dibungkus dengan Klangsah Losok sebelum dimasukkan ke dalam bungkak nyuh gading. Tujuannya adalah untuk menghilangkan energi negatif, melindungi dari pengaruh buruk, dan menciptakan kondisi yang layak dalam rangkaian upacara Ngaben.